CINTA ITU MISTERI
Pagi
itu tidak ada sesuatu yang menarik layaknya pagi-pagi sebelumnya. Sesampainya
di sekolah ternyata ruang kelas masih sepi. “Wah ternyata masih terlalu pagi”
gumamku dalam hati. Hingga tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara gadis yang
memanggilku dari belakang. “Hey Andre” sapanya ramah padaku.” Oh pagi Mila”
balasku dengan memberi senyum. Mila adalah teman sekelasku sekaligus sahabat
sejak aku kecil. Meski kami ini berbeda dalam segala hal, namun kami sangat
dekat. Bahkan kadang orang-orang mengira kami ini pacaran. Ahaha terserahlah
apa kata orang. Setelah membalas senyumku kami menaruh tas kami masing-masing
dan segera membersihkan kelas kami. Ya, pagi itu aku dan Mila mendapat giliran
piket kelas.
Tak berapa lama teman-teman yang
lain sudah tiba disekolah. Pekerjaan piket kami pun jadi lebih cepat selesai.
Setelah selesai membersihkan kelas aku pun menghampiri Mila yang sedang duduk
beristirahat dan duduk dihadapannya. Ketika ku tatap wajahnya tampak begitu
berseri dihias senyum manis bibirnya yang tipis. Jujur saja mila memang gadis
yang cantik, rajin, dan juga pintar. Tak heran banyak lelaki yang menyukainya.
Tapi entah kenapa sampai sekarang ia belum memiliki pacar.
“Hey kenapa melamun? ” tanyanya yang
membuatku kaget. “Ahh gak, eee gak kenapa kok.
Hehehe” sahutku terbata-bata. “Ohh iya bsk kan hari valentine, kamu
sudah menyiapkan hadiah buat seseorang belum?”.”Wah belum tuh, kamu mau gak
bantu aku nyari hadiah buat seseorang?” jawabku memohon. “Seseorang? Pacarmu?
Cieee ahaha. Tapi maaf, aku kayaknya gak bisa bantu kamu, hari ini aku ada
janji sama seseorang, maaf ya?”. “Hmmm ya udah deh gak apa” balasku sedikit
kecewa. Setelah bel masuk berbunyai kami pun masuk kelas dan mengikuti
pelajaran hari itu. Hari itu aku merasakan pelajaran benar-benar terasa
membosankan. Terlebih lagi, hari itu Mila tak seperti biasa, dia terlihat sibuk
sendiri tak mau menghiraukan sahabatnya. Ingin rasanya hari itu cepat usai
hingga aku bisa pulang ke rumah.
Akhirnya pukul 12:30 siang, bunyi
bel pulang sekolah terdengar sangat merdu setelah sekian lama kutunggu. Tapi
saat itu aku tak melihat Mila.”Apa Mila sudah pulang? Kenapa terburu-buru
sekali?” pikirku dalam hati. Ketika aku sampai di pintu gerbang sekolah, aku
melihat Mila sedang duduk menunggu sesuatu. Aku pun bergegas mendekatinya. Tapi
begitu kulangkahkan kakiku, tiba-tiba seseorang mendekatinya dan memberi Mila
sekuntum bunga. Mereka terlihat begitu romantis. Kuurungkan niatku untuk
menghampiri Mila, kubalikan langkahku menjauh darinya. “Apa ini alasan kenapa
belakangan ia mulai menjauhiku?” sebuah pertanyaan yang mengganjal dalam
benakku mengiriku langkahku pulang.
Malam harinya aku tak bisa berhent
memikirkan kejadian tadi siang. Belajar pun aku tak mampu untuk
mengkonsentrasikan pikiran, bagai mengambil air dengan keranjang, tak ada satu
pelajaran pun yang masuk. “Apa Mila sudah punya pacar? Kenapa dia tak pernah
cerita? Lalu kenapa ia menjauhiku belakangan ini? Apa itu alasan ia tak mau
menghantarku membeli hadiah untuk valentine?” semua pertanyaan itu berkecamuk
dalam pikiranku. Sesuatu terasa mengganjal dalam benakku. “Knp? Apa aku
cemburu? Kalau aku cemburu apa aku menyukai sahabatku sendiri?”. Perasaat ini
sulit untuk ku mengerti. Perasaan kehilangan dan tak rela. “Mungkin aku memang
menyukainya” bisik hati kecilku. Aku segera mengambil ponselku dan mengirim
pesan untuk Mila. Berulang kali aku mengirim pesan untuknya, tapi tak ada
balasan satu pun darinya. Aku mencoba menghubunginya, panggilan pertama masuk
tapi tak ada yang mengangkat. Aku mencoba lagi, namun kali ini ponselnya
dimatikan. “Hmmm mungkin ia tak mau ku ganggu” pikirku lagi. Hmm lama aku
melamun memikirkan ia hingga akhirnya aku tertidur dalam mimpi.
Esok paginya ketika sampai di
sekolah Mila menyapaku seperti biasa. Hal itu membuatku sungguh bingung dengan
sikapnya. Namun terlihat iya memang menjaga jarak denganku. Hari itu adalah hari Valentine. Yap, di hari
valentine itu semua orang berusaha untuk menunjukkan kasih sayang mereka dengan
orang-orang yang mereka sayangi. Semua teman-teman sangat antusias dalam
merayakan hari valentine ini. Mereka saling bertukar coklat, bunga, kado, dan
yang lainnya. Berbeda dengan yang lainnnya, aku pun hanya berdiam diri di kelas
tak ikut merayakan hari valentine. Tiba-tiba Mila datang menghampiriku dan duduk
di sebelahku sambil membawa sesuatu. “Kenapa melamun sendiri? Tak merayakan
hari valentine? Sudah dapat hadiah dari siapa aja?” sapanya penuh senyum. “ Tak
ada, tidak dari siapapun. Itu pasti hadiah dari pacarmu ya? Ohh iya ini hadiah
dariku untukmu? Semoga kamu suka.” balasku, sambil mengambil sebuah bingkisan
kecil dari dalam tasku. “Hah? Pacar? Aku tidak punya pacar. Ini hadiah
untukku? Wah makasi ya, kamu baik sekali.”
jawabnya dengan senyum. “Yang kemarin itu, yang kamu temui di depan sekolah itu
pacarmu kan?” tanyaku dengan nada cemburu. “Hmmm, kamu salah. Iya itu Roy,
kemarin ia menemuiku dan memberiku bunga. Dia menyukaiku tapi aku menolaknya”.
“Kamu menolaknya? Kenapa?”. “Ya aku menolaknya karena aku menyukai orang lain.
Seseorang yang sangat dekat denganku yang selama ini selalu ada untukku. Andre
ini hadiah spesial dariku untukmu. Maaf kemarin aku tidak membalas sms dan
tidak mengangkat panggilan darimu, itu karena semalaman aku sibuk membuat
hadiah ini untukmu” jelasnya sambil memberikan hadiah yang dibungkus dengan
begitu indah olehnya. Aku merasa sangat bersalah telah menuduhnya sembarangan,
tapi mendengar hal itu aku merasa dangat senang ternyata dia menyukaiku juga.
“Berarti perasaanku selama ini tak bertepuk sebelah tangan?”. “Maksudmu?”
tanyanya bingung. Aku pun memeluknya dan membisikkan “Aku menyukaimu Mila.
Maukah kamu jadi pacarku?”. Wajahnya memerah dan dengan sedikit malu-malu ia
pun menganggukkan kepalanya.
Semenjak itu kisah persahabatanku
dengan Mila menjadi lebih romantis. Ahaha yap, siapa bilang sebuah persahabatan
tak bisa berubah menjadi cinta. Ternyata benar ya, cinta itu penuh misteri.
Kita tak pernah tau jodoh yang sudah Tuhan atur untuk kita. Terkadang semut
kecil yang berada jauh terlihat oleh mata, tapi gajah di depan mata tak tampak.
Ternyata jodoh yang kucari-cari selama ini sudah berada sengat dekat denganku.
Ya dia adalah sabahatku.